Jenis Pintu Kaca Otomatis Buram Sliding dan Sensor

Sadar atau tidak, orang-orang pernah melalui pintu otomatis, termasuk pintu buram untuk membatasi dan berperan menjaga privasi di area tertentu. Secara sederhana, pintu kaca otomatis didefinisikan sebagai pintu berbahan kaca yang bekerja secara otomatis, di mana pintu mendeteksi kedatangan manusia atau objek-objek lainnya ketika hendak memasuki atau keluar ruangan.

Pada umumnya, pintu kaca yang bekerja otomatis juga dikombinasikan dengan teknologi terkini, khususnya teknologi infrared agar pintu dapat berperan secara optimal. Dengan demikian, pintu banyak dipasang di berbagai lokasi, seperti gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, supermarket, dan tempat-tempat lainnya. Selain memiliki peran krusial, pintu buram otomatis juga terkesan futuristik.

Jenis Pintu Otomatis Buram Sliding

Dalam bahasa Inggris, pintu kaca yang bekerja secara otomatis dapat disebut dengan automatic glass door. Pintu ini kerap diproduksi menggunakan kaca buram dan didesain agar beroperasi secara sliding atau geser. Dalam praktiknya, pintu kaca otomatis juga menggunakan sensor-sensor modern, seperti sensor jarak jauh, optik, panas tubuh, tekanan, dan gerakan.

1.      Pintu Sliding dan Sensor Multifunctional

Pintu berkaca buram otomatis yang pertama adalah pintu sliding dan sensor multifunctional. Pada dasarnya, pintu  tersusun secara rangkap. Pintu geser multifungsi juga mampu melakukan beragam peran. Misalnya fungsi breakout untuk menawarkan jalan keluar secara cepat. Selain itu, masing-masing daun pintu juga dapat dikunci untuk mencegah orang-orang yang tidak diinginkan.

2.      Pintu Sliding dan Sensor Linear

Umumnya, pintu geser linear merupakan jenis pintu klasik yang paling sering ditemui di banyak lokasi. Pasalnya, pintu ini dapat dipasang di mana pun selama memiliki ruang lateral yang dinilai cukup. Pintu juga dapat membuka ke kiri atau kanan dan membuka ke kedua sisi hingga lebar bukaan mencapai 3 meter.

3.      Pintu Sliding dan Sensor Curved

pintu otomatis berikutnya adalah jenis curved atau lengkung. Dengan melihatnya, orang-orang dapat menikmati gaya dan karakter arsitektur bangunan secara spesifik. Pasalnya, pintu kaca otomatis menawarkan suasana megah di area di mana pintu tersebut dipasang. Sayangnya, pintu ini membutuhkan ruang dan material yang lebih besar, yakni 40 persen dari pintu linear.

Saat orang-orang melaluinya, pintu secara otomatis juga bergeser ke kiri atau kanan dengan lebar 80 hingga 200 sentimeter. Pintu ini memiliki  dua akses kontrol yang terkoordinasi secara sempurna. Bahkan, kontrol akses dapat dikendalikan dengan kunci, data biometrik, atau pemantauan video. Dengan demikian, pintu geser lengkung menjadi rekomendasi yang apik.

4.      Pintu Sliding dan Sensor Teleskop

Setiap pintu geser memiliki peran masing-masing, seperti pintu geser teleskop. Pintu ini cocok dipasang di tempat yang membutuhkan lebar bukaan yang besar, tetapi tidak memungkinkan menggunakan daun pintu lebar secara struktural. Dalam praktiknya, pintu geser teleskop dapat membuka dengan bukaan kiri atau kanan selebar 70 sentimeter hingga 3,8 meter.

5.      Pintu Sliding dan Sensor Angular

Dalam bahasa Indonesia, pintu sliding angular berarti pintu geser yang didesain memiliki sudut. Pintu ini menjadi solusi untuk mengoptimalkan visibilitas optik ke pintu masuk secara modern. Pada umumnya, sudut kerap diarahkan ke bagian dalam atau juga ke luar bangunan sesuai kebutuhan. Dengan demikian, pintu dapat bergeser ke kedua sisi.

Pada akhirnya, sistem pintu sliding otomatis  memberi fleksibilitas dan kenyamanan, sebab mampu memberi akses secara mudah. Tujuannya mengurangi hingga menghilangkan kontak melalui sensor-sensor modern. Apalagi, pintu kaca otomatis didesain menggunakan kaca buram untuk menjaga privasi di area tertentu. Oleh karena itu, pintu otomatis memiliki urgensi tersendiri di banyak lokasi.